Review Film
Sewu Dino adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 19 April 2023 dan disutradarai oleh Kimo Stamboel. Film ini diadaptasi dari kisah viral berjudul sama karya SimpleMan di Twitter. Dengan durasi 121 menit, Sewu Dino berhasil menarik perhatian penonton dengan alur cerita yang mencekam dan atmosfer yang kental.
Sinopsis
Film ini mengikuti kisah Sri (diperankan oleh Mikha Tambayong), seorang wanita muda yang menerima tawaran pekerjaan menggiurkan dari keluarga Atmojo. Bersama rekan-rekannya, Erna (Givina Lukita Dewi) dan Dini (Agla Artalidia), mereka ditugaskan untuk melakukan ritual pembersihan terhadap Dela Atmojo (Gisellma Firmansyah), seorang gadis yang tidak sadarkan diri akibat kutukan Sewu Dino (Seribu Hari). Mereka terikat oleh perjanjian mistis dengan Karsa Atmojo (Karina Suwandi) dan harus menyelesaikan ritual hingga hari ke-1000. Jika gagal, nyawa mereka terancam.
Pemeran
Mikha Tambayong sebagai Sri
Givina Lukita Dewi sebagai Erna
Agla Artalidia sebagai Dini
Gisellma Firmansyah sebagai Dela Atmojo
Marthino Lio sebagai Sabdo Kuncoro
Pritt Timothy sebagai Mbah Tamin
Rio Dewanto sebagai Sugik
Karina Suwandi sebagai Karsa Atmojo
Kelebihan Film
1. Atmosfer Horor yang Mencekam
Sutradara Kimo Stamboel berhasil menciptakan suasana horor yang kental dengan penggunaan pencahayaan redup dan setting lokasi yang terpencil. Hal ini membuat penonton merasa terperangkap dalam ketegangan yang terus meningkat.
2. Penggunaan Mitos Lokal yang Kuat
Film ini mengangkat mitos dan kepercayaan lokal, khususnya yang berkaitan dengan tradisi Jawa, seperti kutukan Sewu Dino. Pendekatan ini memberikan nuansa autentik dan mendalam pada cerita, serta memperkenalkan penonton pada budaya yang kaya.
3. Akting Solid dari Para Pemeran
Penampilan para aktor dan aktris, terutama Mikha Tambayong sebagai Sri, sangat meyakinkan dalam menggambarkan karakter yang terjebak dalam situasi mistis dan penuh ketegangan. Interaksi antar karakter juga terasa alami dan mendalam.
Kekurangan Film
1. Pacing yang Lambat di Beberapa Bagian
Beberapa penonton mungkin merasa bahwa alur cerita berjalan lambat pada bagian-bagian tertentu, terutama saat membangun latar belakang dan karakter. Namun, hal ini diperlukan untuk membangun ketegangan yang akan mencapai klimaks di akhir film.
2. Beberapa Adegan Terlihat Klise
Meskipun film ini menawarkan cerita yang unik, beberapa adegan horor terasa klise dan dapat diprediksi, seperti penggunaan jumpscare yang umum ditemui dalam genre horor. Hal ini mungkin mengurangi elemen kejutan bagi sebagian penonton.
Trailer
Sumber MD Pictures
0 Komentar